Sobat Jurnalis. Pemerintah menyebut, hipertensi (darah tinggi) menjadi salah satu penyakit terbanyak yang ditemukan petugas penyelenggara pemilu di lapangan. Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan, para petugas KPPS memiliki berbagai macam penyakit bawaan (komorbid) yang beresiko tinggi.
“Dari hasil skrining kesehatan kepada para petugas, 63 persen dari mereka idap hipertensi, kemudian yang nomor 2 tadi, jantung koroner 26 persen. Gagal ginjal kronik 8 persen, dan diabetes melitus 3 persen,” ujar Ali dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (19/2/2024).
Ali melanjutkan, data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) menunjukkan kebanyakan masyarakat Indonesia tidak tahu bahwa mereka memiliki hipertensi. “Data Riskesdas, hipertensi Indonesia itu 34 persen dan banyak masyarakat Indonesia tidak tahu dia hipertensi karena tidak periksa,” kata Ali.
Dampak lain dari hipertensi salah sstunya adalah gagal ginjal kronik, yang juga ditemui pada sejumlah petugas KPPS. Pasien gagal ginjal kronik ini memerlukan cuci darah paling tidak seminggu dua kali.
“Yang menarik upaya kita skrining kesehatan ditindaklanjuti dengan berbagai macam antisipasi. Seperti para petugas kesehatan di fktp (fasilitas kesehatan tingkat pertama) itu bekerja untuk monitor dan memberikan hal-hal yang diperlukan untuk menjaga kesehatan petugas,” ucap Ali.
Ali membeberkan, jumlah petugas KPPS yang menjalani penanganan kesehatan di fktp sebanyak 50.596 orang. Kemudian jumlah kunjungan petugas KPPS ke fktp 69.004 orang.
Sementara itu para petugas KPPS yang dilayani di rumah sakit ada 28.414 jiwa. Sedangkan yang melakukan kunjungan ke rumah sakit sebanyak 56.689 orang.
“Saya kira itu yang paling penting melakukan skrining kesehatan, promosi, dan preventif, tapi juga menyiapkan terapi kalau diperlukan. Hanya masalahnya tadi, sudah menjadi petugas duluan baru skrining, kedepan harusnya skrining dulu baru menjadi petugas,” ujarnya.