![](https://i.ibb.co.com/Pz6PwG92/Untitled-design-1.png")
Sobat Jurnali. Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, dan Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ), sepakat untuk memperkuat hubungan ekonomi dan kerja sama strategis antara kedua negara. Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan bilateral yang berlangsung di Abu Dhabi, pada Sabtu, 23 November 2024.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan oleh pemerintah dan masyarakat UEA. Ia menegaskan komitmen Indonesia untuk melanjutkan hubungan baik yang telah terjalin antara kedua negara, khususnya di bawah kepemimpinannya.
“Prioritas saya, pertama untuk menjamin keamanan dan ketahanan pangan, kedua ketahanan energi, dan selanjutnya untuk melaksanakan hilirisasi processing dari pada semua bahan baku kita di Indonesia supaya mendapatkan nilai tambah. Kita bisa bekerja di beberapa bidang dan kami ingin mengundang UEA untuk aktif berpartisipasi dalam ekonomi kami,” kata Prabowo kepada tvrinews.com, pada Minggu, 24 November 2024.
Lebih lanjut, Prabowo menyampaikan apresiasi terhadap dukungan UEA dalam pendirian Sovereign Wealth Fund Indonesia (INA). Ia menyatakan keinginannya untuk memperbesar peran INA dalam mendukung pembangunan nasional Indonesia.
Kemudian, dalam bidang kemanusiaan, Prabowo mengucapkan terima kasih atas inisiatif UEA yang melibatkan Indonesia dalam misi kemanusiaan di Gaza, Palestina, sebagai bagian dari upaya bersama untuk memberikan bantuan kepada korban konflik
Sementara itu, Presiden Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) menegaskan pentingnya hubungan bilateral yang semakin berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Ia menyoroti beberapa capaian konkret dari kerja sama kedua negara, salah satunya adalah pertumbuhan perdagangan nonmigas yang mencapai 12 persen pada tahun lalu, dengan nilai sekitar 4,6 miliar dolar Amerika.
Presiden MBZ pun optimistis target perdagangan senilai 10 miliar dolar Amerika dapat terwujud, melalui implementasi perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif yang baru, serta penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral.
