Sobat Jurnalis. Persoalan stunting menjadi bahan perdebatan capres debat terakhir, Minggu (4/2/2024), di JCC Senayan, Jakarta. Atas itu kenali penyebab, gejala, dan risiko anak yang mengalami stunting.
Mengutip lama dppkbpppa.pontianak.go.id, tunting adalah masalah gizi kronis. Yakni, akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang.
Perlu diketahui, postur tubuh anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti genetik, hormonal, dan asupan nutrisi. Oleh karena itu, ada anak yang berperawakan pendek karena orang tuanya juga berpostur tubuh pendek.
Akan tetapi, stunting berbeda dengan perawakan pendek. Anak dengan stunting pasti memiliki tubuh yang pendek, tetapi anak dengan perawakan pendek belum tentu mengalami stunting.
Penyebab Stunting
Penyebab utama stunting adalah malnutrisi dalam jangka panjang (kronis). Kekurangan asupan gizi ini, terjadi sejak masih di dalam kandungan, karena ibu tidak mencukupi kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
Selain itu, anak yang kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi selama masa tumbuh kembangnya juga bisa mengalami stunting. Oleh sebab itu, pada debat kelima untuk capres, banyak membahas soal stunting anak.
Faktor risiko stunting
Risiko terjadinya stunting pada anak bisa meningkat jika ibu hamil memiliki beberapa kondisi atau faktor berikut:
• Intrauterine growth restriction (IUGR)
• Perawakan pendek
• Berat badan ibu tidak naik selama kehamilan
• Tingkat pendidikan rendah
• Kemiskinan
• Tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk dan tidak mendapatkan akses untuk air bersih
Sedangkan pada anak, beberapa kondisi yang meningkatkan risikonya mengalami stunting adalah:
• Mengalami penelantaran
• Tidak mendapatkan ASI eksklusif
• Mendapatkan gizi MPASI yang berkualitas buruk
• Menderita penyakit yang menghalangi penyerapan nutrisi, seperti penyakit TBC, anemia, penyakit jantung bawaan, infeksi kronis, serta sindrom malabsorbsi
Gejala Stunting
Gejala stunting sering tidak disadari, karena anak hanya diduga memiliki tubuh yang pendek. Meski demikian, gejala stunting umumnya bisa terlihat saat anak berusia 2 tahun.
Gejala yang menunjukkan anak mengalami stunting adalah:
• Tubuh anak lebih pendek dibandingkan standar tinggi badan anak seusianya
• Berat badan anak bisa lebih rendah untuk anak seusianya
• Pertumbuhan tulang terhampar
• Mudah sakit
• Gangguan belajar
• Gangguan tumbuh kembang
Bila menderita penyakit kronis, anak dengan stunting bisa mengalami sejumlah gejala berikut:
• Tidak aktif bermain
• Batuk kronis, demam, serta berkeringat pada malam hari
• Tubuh anak membiru ketika menangis (sianosis)
• Sering lemas
• Sesak napas
• Ujung jari berbentuk seperti tabuh (clubbing finger)
• Bayi tidak dapat menyusu dengan baik